KARAWANG, BERITABRANTAS.CO.ID – Pepohonan yang ditanam di Hutan Kota Karawang di saat peresmiannya di tahun 2016 silam, kini kondisinya sudah rimbun, asri, dan sejuk. Pepohonan yang tumbuh subur sudah menjulang tinggi dan udara menjadi sejuk, asri dan nyaman. Kondisinya yang rimbun dan asri memunculkan gagasan inovatif agar Hutan Kota Karawang dikembangkan atau diselaraskan untuk pengembangan pariwisata di kawasan perkotaan.

Hutan Kota Karawang memiliki luas 4,8 hektare, terletak di Jalan Lingkar Tanjungpura-Warung Bambu, Kelurahan Tanjung Pura, Kecamatan Karawang Barat, Karawang, Beberapa daerah seperti Bekasi dan Bandung, sudah berhasil mengembangkan Hutan Kota menjadi tempat piknik yang nyaman bagi warga, yang didalamnya ada wisata kuliner, tempat berolahraga, kongkow-kongkow, dan bahkan jadi tempat edukasi tentang lingkungan hidup. Pemkab Karawang pun berencana membangun Hutan Kota menjadi tempat wisata.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang, Iwan Ridwan kepada Berita Brantas mengatakan, gagasan pengembangan Hutan Kota Karawang untuk diselaraskan dengan pariwisata telah diterima olehnya. Kini Iwan mengaku sedang menggodok gagasan cerdas itu, dan kini sedang mematangkan rencana tersebut, termasuk meminta saran dan pendapat dari berbagai elemen masyarakat dan intansi terkait lainnya.

“Gagasan yang kami terima ini sangat baik dan sangat inovatif bagi progress pembangunan di Karawang. Kami akan mematangkan konsepnya, dan semoga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari unsur legislatif. Gagasan ini juga disampaikan Bupati Karawang, Aep Syaepuloh,” tutur Iwan, Selasa (22/10/2024).

Iwan mengungkap konsep pembangunan Hutan Kota Karawang sedang dibuat Dinas Lingkungan Hidup Karawang. Rencananya, kelak di Hutan Kota Karawang akan dibangun area kuliner, tempat yang nyaman untuk kongkow, infrastruktur untuk berolahraga, hingga tempat untuk edukasi lingkungan hidup. Iwan bercerita, di daerah Cibungur Kabupaten Purwakarta, terdapat area kuliner yang berhasil menyatukan antara rindangnya pepohonan dan kuliner yang enak sehingga selalu kebanjiran pengunjung. Di Hutan Kota Karawang kelak akan dibangun menjadi tempat dihidangkannya berbagai kuliner, utamanya kuliner khas Karawang.

“Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM, selain itu juga dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga dinas lainnya, dan semoga gagasan ini dapat disetujui dan direalisasikan. Rencananya kelak disana akan ada berbagai kuliner, seperti olahan masakan dari Kampung Bandeng Banyusari, daging rajungan tanpa cangkang khas Cilamaya, Surabi Hijau dan Kerupuk Bontot khas Rengasdengklok, olahan masakan turubuk khas Tegalwaru, dan mungkin ada juga opak, ranginang, juga sate maranggi, dan kuliner khas Karawang lainnya,” tutur Iwan.

Pengembangan Hutan Kota Karawang yang diselaraskan dengan pariwisata bisa membuat “wajah kota Karawang” menjadi indah. Rencananya, kata Iwan, di Hutan Kota Karawang akan dilengkapi dengan sarana olah raga seperti lintasan jogging, lapang aerobik, dan olah raga rekreasi lainnya seperti kontes burung kicau, kontes pohon bonsai hingga kontes tanaman hias lainnya. Di Hutan Kota Karawang juga rencananya akan di bangun berbagai ornamen bagi warga yang gemar berswapoto, dan juga akan dibangun panggung untuk pementasan atau diskusi dan seminar.

“Yang nanti tertuang dalam konsep pengembangan Hutan Kota Karawang itu, salah satunya yakni pembangunan area edukasi yang berfungsi sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat mengenai lingkungan hidup seperti jenis tanaman apa saja yang menjadi nama-nama kampung atau desa atau  daerah lainnya yang ada di Karawang. Selain itu, warga dapat mengetahui tentang variaetas tanaman yang kini menjadi langka,” tutur Iwan, yang sebelumnya bertugas sebagai Camat Banyusari, Karawang.

Iwan kepada Berita Brantas yang memiliki tagline media kebanggaan anak TNI Polri, saat diwawancara wartawan didampingi Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Keanekaragaman Hayati (PPKH) Dinas Lingkungan Hidup Karawang, Dede Pramiadi. Diceritakan lebih lajut, Hutan Kota Karawang diberi nama Ruang Terbuka Hijau (RTH) KEHATI, yakni singkatan dari Keanekagaraman Hayati, dan saat ini menjadi tempat tumbuhnya 106 jenis pohon produktif dan pohon yang tumbuh di hutan.

”Saat ini tumbuh dengan subur 93 jenis pohon hutan atau kayu, dengan jumlah total 798 pohon. Selain itu tumbuh terawat juga 16 jenis pohon produktif dengan jumlah 278 pohon. Diantara jenis pohon yang tumbuh subur di Hutan Kota Karawang, terdapat pohon yang namanya dijadikan nama daerah yang ada di Kabupaten Karawang. Ada pohon Bungur, lalu ada juga pohon Gempol, kemudian ada pohon Kesambi atau Kosambi, dan yang lainnya ada pohon Kerai Payung atau Kiarapayung, pohon Nagasari, dan ada pula pohon Sempur Cai,” jelasnya.

Pohon-pohon itu, sebut Iwan, tidak hanya menambah ragam flora yang tumbuh subur di Hutan Kota Karawang, tetapi menjadi pengingat akan sejarah dan warisan budaya Karawang, yang diabadikan menjadi nama kampung atau desa di Karawang. Dinas Lingkungan Hidup Karawang terus berupaya melestarikan pepohonan melalui berbagai metode pembibitan, dan bibit kemudian bisa ditanam di berbagai daerah di Karawang.

“Saat ini, kami sedang memperbanyak bibitnya melalui teknik stek, cangkok, dan penyemaian biji. Itu kami lakukan sebagai upaya pelestarian dan bahan eduksi bagi masyarakat. Sampai saat ini kami terus berupaya mendapatkan bibit pohon yang digunakan menjadi nama-nama daerah lainnya. Kami berharap warga Karawang membantu kami dengan memberi informasi nama pohon dan bibit pohonnya sehingga di Hutan Kota Karawang tumbuh semua pepohonan yang dijadikan nama-nama daerah di Karawang,” harap Iwan.

Disampaikan lebih lanjut, sejak beberapa bulan terakhir, Dinas Lingkungan Hidup Karawang berhasil membudidayakan tidak kurang dari 2.800 bibit berbagai pohon. Bibit pohon yang berhasil dibudidayakan diantaranya pohon Tabebuya Putih, Tabebuya Kuning, Albasiah, Ketapang, Duren, Vornis atau nama lainnya pohon Akasia, lalu juga tersedia bibit pohon Mahoni, Bakau, Jamblang, Mangga, Rambutan, Belimbing dan masih banyak lagi lainnya.

Diungkap Iwan, masayarakat bisa memiliki bibit pohon tersebut tanpa harus membelinya, alias gratis. Warga cukup membuat surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Karawang, dengan mencantumkan jumlah tanaman hingga jenis tanaman yang diinginkan. Sejauh ini sudah banyak yang mengajukan permohonan, diantaranya dari intansi sekolah, pondok pesantren, rukun warga, pemerintahan desa, hingga organisasi masyarakat dan komunitas atau paguyuban. Asal peruntukannya bukan untuk dijual kembali, kata Iwan, dijamin akan didistribusikan yang kemudian berimbas pada suksesnya gerakan penanaman pohon.

Hutan Kota di Daerah Lain

Di beberapa daerah, pemerintah daerah setempat sudah berhasil mengembangkan hutan kota menjadi kawasan wisata. Hutan kota berhasil digali potensinya menjadi tempat wisata yang menarik bagi pengunjung karena keindahannya, nilai estetikanya, dan berbagai fasilitas yang tersedia. Selain itu, hutan kota tentu saja dapat menjadi pilihan bagi warga sebagai tempat untuk berolahraga, rekreasi, dan edukasi konservasi.

Pemkot Bekasi menjadi salah satu daerah yang berhasil mengembangkan hutan kota menjadi destinasi wisata bagi warganya. Hutan Kota Bekasi menjadi ruang terbuka hijau yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas positif. Dikutip dari website bekasikota.go.id, selain digunakan sebagai wisata, tidak sedikit pengunjung yang datang berkunjung untuk berolahraga dan berburu kuliner. Hutan Kota Bekasi juga berhasil mendapat menjadi tempat wisata yang ramah bagi kantong pengunjung, karena untuk masuk ke kawasan wisata itu, pengunjung tidak perlu membeli tiket masuk.

Hutan Kota Bekasi diberi nama Hutan Kota Bina Bangsa, dan menjadi taman kota terluas yang ada di Kota Bekasi. Didirikan di tahun 2012, hutan kota Bekasi memiliki lokasi yang strategis karena berada di dekat Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi. Hal ini membuat masyarakat yang ingin berkunjung tidak sulit untuk mencarinya. Alamat hutan kota Bekasi berada di Jalan Ahmad Yani Nomor 2, RT.004/RW.016, Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Hutan Kota Bina Bangsa Bekasi juga disebut sebagai paru-paru Kota Bekasi karena mempunyai jumlah pohon mencapai lebih dari 7.000 pohon. Jenis pohonnya pun cukup beragam, mulai dari pohon mahoni, kecapi, akasia, ketapang, asam, sengon, dan lain-lain. Hal ini menjadikan hutan kota tersebut sejuk dan rindang.

Hutan kota ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas publik yang memadai. Sebut saja toilet, lampu taman, area playground, musola, gazebo, dan jogging track. Selain itu, ada pula bangunan Tugu Perjuangan Rakyat Bekasi yang menjadi ikon dari wisata ini. Tugu yang menjulang tinggi tersebut merupakan saksi bisu perjuangan rakyat Bekasi agar terbebas dari penjajahan.

Setiap harinya, tidak sedikit warga yang datang bersama keluarga atau rekan dan kawannya untuk menghabiskan waktu menikmati suasana hutan kota yang asri. Saat hari Minggu, masyarakat sering mampir ke hutan kota ini, terutama saat digelarnya Car Free Day. Pasalnya, ada banyak pedagang kaki lima yang menjual aneka makanan dan barang-barang di tempat ini. Kuliner yang tersedia pun sangat beragam, mulai dari makanan ringan, makanan berat, minuman kekinian, dan lain-lain.

Selain Pemkot Bekasi, Pemprov Jawa Barat pun berhasil membangun membangun hutan kota di Bandung yang bernama Babakan Siliwangi. Hutan kota ini mendapat plakat Adipura sebagai hutan kota terbaik di Indonesia pada tahun 2023 lantaran terbukti berhasil dengan melaksanakan program kelestarian lingkungan. Sebagaimana dikutip bandung.go.id, hutan kota ini memiliki luas 3,2 hektar dan jalur perjalalan kaki di kawasan hutan sepanjang dua kilometer. Tempat ini juga menjadi rumah bagi 70 jenis flora dan fauna seperti burung kutilang, burung perkutut, tupai, dan kupu-kupu.

Pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas, mulai dari jalan-jalan bersama keluarga dan teman, mengabadikan momen dengan berfoto, hingga mendapatkan edukasi tentang flora dan fauna yang ada di hutan kota ini. Ada acara yang bagus ketika kita menjadi pengunjung di di Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, yaitu “Jadi Sultan” alias Jalan Kaki di Sejuknya Lingkungan Hutan.

Pengunjung dapat mengikuti acara tersebut dengan mengikuti sesi acara yang pertama pada berlangsung pukul 10.00-11.00 WIB dan sesi kedua pukul 14.00-15.00 WIB. Acara ini gratis dan terbuka untuk umum. Para pengunjung juga akan didampingi oleh tour guide yang siap memberikan informasi mendalam mengenai keanekaragaman hayati di Hutan Kota Babakan Siliwangi.

Untuk menjaga kenyamanan dan Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, pengunjung diwajibkan mematuhi peraturan yang ada, seperti tidak berlari di area forest walk, tidak membawa senjata tajam atau barang terlarang, tidak merokok, serta tidak merusak fasilitas atau melakukan vandalisme.

Melihat keberhasilan beberapa pemerintah daerah mengembangkan hutan kota, Pemkab Karawang pun diyakini banyak pihak dapat juga mampu dan bisa atau sukses menyuguhkan, menyediakan dan memuat kawasan destinasi wisata bernuansa alam dan lingkungan hidup di area perkotaan Karawang.

Area persawahan yang membentang sepanjang mata memandang di dekat kawasan Hutan Kota Karawang, kemudian akses jalan dengan kelas jalan yang dikelola pemerintah pusat, dapat dijadikan kelebihan dan keunggulan jika dibanding hutan kota yang dikelola pemerintah daerah lainnya seperti Bekasi dan Bandung. Kelak bukan tidak mungkin jika Hutan Kota Kahate Karawang kemudian bersaing dengan Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung dalam perebutan penghargaan plakat Adipura sebagai daerah yang berhasil melaksanakan program kelestarian lingkungan.

Reporter : Teguh Purwahandaka

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini