KARAWANG, BERITABRANTAS.CO.ID – Ketidakselarasan antara tingginya pengangguran dengan investasi di Provinsi Jawa Barat menjadi “pekerjaan rumah” yang harus diselesaikan oleh Pemprov Jawa Barat beserta seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota yang ada di Jawa Barat. Untuk diketahui, investasi di Jawa Barat tertinggi secara nasional, capaiannya mencapai Rp210,5 triliun, tetapi angka pengangguran di wilayah Jawa Barat mencapai 6,9 persen atau sekitar 1,7 juta dari jumlah angkatan kerja sebanyak 25 juta orang.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan, persoalan pengangguran harus segera diatasi hingga akhir tahun 2025. Hal tersebut disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025.
“Saya kira banyak prestasi yang sudah ditorehkan Provinsi Jawa Barat, dan itu berkat kolaborasi kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan yang ada di Jawa Barat. Banyak capaian prestasi yang tidak bisa disebut satu per satu, tetapi ternyata masih punya PR, salah satunya pengangguran,” kata Herman, saat menghadiri pelayanan satu pintu ‘Gebyar Paten’ di Desa Warung Bambu Kecamata Karawang Timur, Karawang, Rabu (18/9/2024).

Herman menyampaikan, untuk mewujudkan Jabar menjadi provinsi termaju, maka salah satu tugas yang harus diatasi ialah terkait dengan pengangguran. Herman menyampaikan, untuk menurunkan persoalan pengangguran serta persoalan lain seperti kemiskinan dan lain-lain, Pemprov Jabar tidak bisa bergerak sendiri. Namun membutuhkan kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota di Jabar, termasuk 627 kecamatan, 645 kelurahan, dan 5.312 desa.

“Jadi angka pengangguran harus kita turunkan signifikan. Persoalan pengangguran dapat kita atasi. Ya mudah-mudahan dapat teratasi. Saya kira ini trouble-nya kompleks. Kebanyakan investasi di Jabar juga padat modal ya,” katanya.
Atas kondisi itu, ia mengaku tengah mempersiapkan sumber daya manusia dengan melakukan pelatihan vokasi, khususnya lulusan SMA/SMK. “Sekarang ini juga kami melakukan pelatihan guru penggerak untuk meningkatkan kualitas anak-anak agar bisa melanjutkan, bekerja atau berwirausaha. Jadi ada 48 ribu guru SMA/SMK se-Jabar yang ikut pelatihan itu,” katanya.

Reporter (Teguh Purwahandaka)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini