Iklan Banner
spot_img

Ma’had Al-Zaytun Panen Perdana Padi Ratun Koshihikari Hasil Budidaya Pelajar

spot_img

BERITABRANTAS.CO.ID – Ma’had Al-Zaytun menggelar panen perdana padi ratun ke-1 varietas Koshihikari yang dibudidayakan oleh para pelajar melalui kegiatan ekstrakurikuler pertanian, Rabu (6/8/2025).

Padi ratun merupakan sistem budidaya tanaman padi yang memanfaatkan tunas baru dari sisa batang tanaman yang telah dipanen, tanpa melalui proses pemangkasan. Tunas tersebut kemudian tumbuh menjadi anakan yang menghasilkan malai dan dapat dipanen kembali.

- Advertisement -
- Advertisement -
Iklan Beritabrantas

Teknologi ratun dinilai efisien karena mampu menekan biaya produksi. Sistem ini tidak memerlukan pengolahan tanah ulang, penanaman kembali, maupun penggunaan bibit baru untuk setiap siklus panen.

Baca Juga  Bekasi Ingin Belajar dari Subang Mengatasi Bentrok Suku

Panen perdana ini menjadi bukti nyata keberhasilan pembelajaran pertanian di lingkungan Ma’had Al-Zaytun. Di tengah kekhawatiran nasional tentang krisis regenerasi petani muda, para pelajar Al-Zaytun justru menunjukkan antusiasme tinggi dalam belajar dan praktik bertani secara langsung.

- Advertisement -

“Alhamdulillah, para santri sangat semangat belajar bertani. Ini menjadi bentuk kontribusi nyata dalam membangun ketahanan pangan dan regenerasi petani,” ujar salah satu pembina kegiatan pertanian di Al-Zaytun.

Teknologi Hemat Biaya

Sistem pertanian ratun mulai dilirik sebagai solusi efisien dalam budidaya padi. Metode ini memungkinkan petani untuk memanen kembali padi dari tunas baru yang tumbuh pada batang tanaman sisa panen sebelumnya, tanpa melalui proses tanam ulang.

Baca Juga  Bupati Pati Buka Suara soal Ricuh Penertiban Posko Donasi Penolak Kenaikan PBB

Ratun merupakan tunas muda yang tumbuh dari batang padi yang tidak dicabut setelah panen. Tunas tersebut kemudian berkembang menjadi anakan produktif yang menghasilkan malai dan dapat dipanen kembali, sehingga disebut sebagai panen ratun.

Teknologi ini dinilai lebih hemat biaya karena tidak memerlukan pengolahan tanah ulang, pembibitan, maupun penanaman kembali. Selain itu, waktu tanam lebih singkat dibanding siklus tanam konvensional.

Meski hasil panen ratun umumnya lebih rendah dibanding panen utama, sistem ini tetap memberikan keuntungan ekonomis, terutama dalam upaya menekan biaya produksi dan efisiensi tenaga kerja.

Baca Juga  Bupati Pati Bantah Tudingan Tantang Rakyat Terkait Kenaikan PBB-P2

Penggunaan sistem ratun kini mulai diterapkan oleh sejumlah lembaga pendidikan berbasis pertanian, termasuk Ma’had Al-Zaytun di Indramayu, yang baru-baru ini melaksanakan panen perdana ratun varietas padi Koshihikari hasil budidaya para pelajarnya. (Zein)

Catatan Redaksi: Artikel ini ditayangkan secara otomatis berdasarkan sumber yang dapat dipercaya. Validitas dan isi sepenuhnya tanggung jawab redaksi beritabrantas.co.id dan dapat mengalami pembaruan sesuai perkembangan informasi terbaru maupun klarifikasi dari pihak terkait.
spot_img

Berita Lainnya

TRENDING

Tuntut Keadilan, Ayah Prada Lucky Luapkan Duka dan Amarah: Hukum Mati Pelaku

BERITABRANTAS.CO.ID — Seorang prajurit TNI AD, Prada Lucky Chepril Saputra Namo, dilaporkan meninggal dunia setelah diduga mengalami penganiayaan oleh seniornya di lingkungan Batalyon Teritorial...

ARTIKEL POPULER

HUKUM

Aipda Robig Zaenudin Divonis 15 Tahun Penjara atas Penembakan Siswa SMKN 4 Semarang

BERITABRANTAS.CO.ID – Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Semarang menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara dan denda Rp200 juta kepada Aipda Robig Zaenudin, anggota Polrestabes Semarang,...
spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img

Top News

spot_img

POLRI

spot_img

TNI

PEMERINTAHAN

PERISTIWA

KRIMINAL

INVESTIGASI

INDEKS

Popup Gambar